Newsportdelta.com,JAKARTA- Executive General Manager (EGM) Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, Adi Sugiri membuka secara langsung forum gelar diskusi ‘Bincang Santai Kepelabuhan Tanjung Priok’ bertema Pelaku Usaha Bertanya, Regulator & Operator Menjawab, yang digelar Indonesia Port Editor’s Club (IPEC), di Jakarta pada Rabu (9/10/2024).
Adi Sugiri dalam kesempatan itu mewakili Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas (KSOP) Pelabuhan Tanjung Priok, M.Takwin Masuku.
Selain EGM Pelindo Regional 2 Tanjung Priok Adi Sugiri, diskusi tersebut menampilkan nara sumber antara lain; Kabid Lalu Lintas Angkutan Laut KSOP Tanjung Priok Wim Hutajulu, Kabid Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok Ardhani, dan Kasubseksi Pemeriksaan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Priok Ahmad Apriandi.
Selain itu, Kepala Divisi Karantina Tumbuhan Balai Besar Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Jakarta Marsanto, dan Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjung Priok Subrata.
Dalam sambutannya EGM Pelabuhan Tanjung Priok, Adi Sugiri mengatakan pihaknya berkomitmen meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa, dengan cara antara lain menambah kelengakapan infrastruktur, sarana dan prasaran, hingga mengatur zonasi pelayanan sesuai dengan karakteristik kargo/barang maupun kapal yang dilayani.
“Untuk meningkatkan level of service itu kita bekerja terus menerus 24/7 dalam mengelola pelabuhan Priok agar performance-nya sesuau yang diharapkan pengguna jasa. Jadi, ngurisin 800 Ha kawasan pelabuhan Priok itu tidaklah mudah” ujarnya.
Dalam sesi diskusi, Ketua ALFI DKI Jakarta Adil Karim menyoroti soal layanan behandle atau peti kemas kategori jalur merah di New Priok Container Terminal (NPCT-1) yang sampai saat ini sering alami kepadatan.
Bahkan dia juga mempertanyakan progres revitalisasi eks JICT-2.
“Usul kami agar bisa urai kepadatan itu agar di lakukan behandle ke lokasi CDC Banda MTI,” ucap Adil.
Ketua DPP Aptrindo Gemilang Tarigan mengusulkan agar KSOP Tanjung Priok bisa melakukan pembatasan usia truk di pelabuhan Tanjung Priok.
“Sekarang ini masih banyak truk tua yang beredar melayani pelabuhan Tanjung Priok,” ujar Gemilang.
Ketua DPW APBMI DKI Jakarta, Suwondo memberikan masukan kepada manajemen Pelabuhan Tanjung Priok agar fasilitas penerangan di deemaga 114 ditambah.
“Selain itu kami mohon ada tambahan dermaga dengan draft lebih dari 8 mLws untuk kapal-kapal nusantara di Pelabuhan Tanjung Priok,” ujar Suwondo.
Kabid Lalu Lintas Angkutan Laut KSOP Tanjung Priok Wim Hutajulu mengatakan, 80% truk yang beroperasi di Pelabuhan Tanjung Priok itu berusia diatas 10 tahun.
Merespon kepadatan behandle peti kemas jalur merah, KSOP Tanjung Priok juga mengungkapkan bahwa akan segera diterapkan alat pemindai peti kemas atau Hi-Co Scan di seluruh terminal peti kemas pelabuhan Tanjung Priok.
Kabid Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok Ardhani, mengatakan kondisi saat ini jalur merah sudah normal lagi sehingga antrean sudah berkurang.
Kepadatan juga karena di lapangan, pihak Bea dan Cukai Tanjung Priok mendukung program Pemerintah dalan memperketat pengawasan atas importasi 7 komoditas.
“Jadi kalau setiap kali importasi jalur merah tinggi, kami tambahkan 20-30 orang pemeriksa di lapangan. Termasuk menyediakan sistem terintegrasi untuk mengurai masalah di NPCT-1 itu,” ujar Ardhani.
Dia juga mengatakan, pasca tidak ada lagi kategori impor jalur kuning, kini mayoritas importasi ke kategori jalur hijau.
Antusias
Peserta diskusi yang digelar IPEC itu nampak antusias yang audiens-nya, juga berasal dari para pelaku usaha terkait di pelabuhan Tanjung Priok serta unsur Asosiasi Pelaku Usaha, antara lain: Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta, Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) DKI Jakarra, Asosiasi Pengusaha Tempat Penimbunan Sementara Indonesia (APTESINDO), dan Asosiasi Depo Kontainer Indonesia (ASDEKI).
Selain itu, Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) DKI Jakarta, Indonesia Shipping Agency Association (ISAA) DKI Jakarta, Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) DKI Jakarta, dan Indonesia National Shipowners Association (INSA) Jaya, dan Klub Logindo.
Selain sebagai ajang silaturahmi antar stakeholders, forum tersebut diharapkan menjadi solutif untuk terus mendorong sinergi antar stakeholders, perkembangan dunia usaha dan kinerja pelabuhan Tanjung Priok.
Sebagaimana diketahui, bahwa pelabuhan Tanjung Priok- Jakarta merupakan gerbang perekonomian nasional mengingat lebih dari 65% perdagangan ekspor impor maupun domestik (antarpulau) dilayani melalui pelabuhan tersebut.
Comment